INDIVIDUAL
DEFFERENTIAL
Dalam
blog saya kali ini, saya akan membahas apa itu perbedaan individu (individual
defference)? Apa itu kepribadian (personality)? Aspek-aspek apa saja yang ada
di dalamnya? Disini saya menggunakan 2 buku referensi yaitu, “Organizational
Behavior” by Schermerhorn, Hunt, Osborn, Uhl-Bien dan buku yang kedua
“Understanding and Managing Organizational Behavior” 6th Edition
By Jennifer M. George and Gareth R. Jones.
Apa itu perbedaan individu?
Dalam buku "Organizational Behavior”, di jelaskan bahwa:
"Individual differences are the ways in which people
are similar and how they vary in their thinking, feeling and behavior."
Berdasarkan pernyataan diatas
perbedaan individu adalah cara seseorang yang memiliki perbedaan dalam segi
pikiran, perasaan, dan perilaku. Dan perbedaan tersebut menjadi sebuah keunikan
yang dimiliki oleh setiap individu.
Lalu, apa itu kepribadian?
Menurut buku "Organizational Behavior”, di jelaskan bahwa:
Menurut buku "Organizational Behavior”, di jelaskan bahwa:
"Personality is the overall combination of chracteristic that
capture the unique nature of a person ask that person reacts to and interacts
others."
Kepribadian
adalah gabungan dari karakteristik yang mengambil sifat unik individu, saat orang tersebut
beraksi dan berinteraksi dengan orang lain.
Menurut buku "Understanding and Managing Organizational Behavior", dijelaskan bahwa:
"Personality is the overall combination of chracteristic that capture the unique nature of a person ask that person reacts to and interacts others."
Menurut buku "Understanding and Managing Organizational Behavior", dijelaskan bahwa:
"Personality is the overall combination of chracteristic that capture the unique nature of a person ask that person reacts to and interacts others."
Kepribadian adalah pola seseorang dalam merasakan, berpikir, dan berprilaku. Pola tersebut bersifat tahan lama.
Berdasarkan pernyataan diatas
perbedaan individu adalah cara seseorang yang memiliki perbedaan dalam segi
pikiran, perasaan, dan perilaku. Dan perbedaan tersebut menjadi sebuah keunikan
yang dimiliki oleh setiap individu.
Aspek
kepribadian
Dalam
buku "Organizational Behavior”, di jelaskan bahwa:
Aspek kepribadian “Big Five Personality Traits”
Karakteristik
yang bertahan lama yang menggambarkan perilaku seseorang—telah dikembangkan,
banyak diantaranya telah digunakan dalam penelitian OB dan dapat dilihat dengan
cara yang berbeda. Kunci utama dari dimensi kepribadian yang telah diteliti
serta disaring dan disebut juga “Big Five”.
1. Extraversion
– mudah bergaul, ramah, tegas.
2.
Agreeableness – baik sejak lahir, dapat dipercaya, koperatif.
3.
Conscientiousness – bertanggung jawab, bisa diandalkan, gigih.
4. Emotional
stability – tidak khawatir, santai, aman.
5. Openess to
experience – imajinatif, ingin tahu, berpikiran luas.
Dalam buku "Understanding and Managing Organizational Behavior", dijelaskan bahwa:
Aspek kepribadian “The Big Five Model of Personality”
1. Extraversion
Extraversion merupakan kecendrungan untuk mengalami keadaan dan perasaan
emosional positif baik tentang diri sendiri maupun dunia sekitar. Extraversion
terbagi menjadi 2 yaitu:
Ekstravert – orang yang tingkat
extraversionnya tinggi,contoh sifatnya adalah cenderung ramah dan penuh kasih
sayang.
Introvert – orang yang tingkat extraversionnya rendah, contoh sifatnya
adalah cenderung pemalu, dan tertutup.
2. Neuroticism
Neuroticism merupakan kecendrungan untuk mengalami keadaan dan pandangan
emosional yang negative pada diri sendiri dan dunia disekitarnya. Orang yang memiliki
tingkat neuroticism yang tinggi terkadang lebih kritis terhadap diri mereka
sendiri dan terhadap pekerjaannya dibandingkan orang yang memiliki neuroticism
yang rendah. Mereka sangat mahir dalam situasi tertentu, seperti pada situasi
yang membutuhkan pemikiran kritis dan evaluasi.
3. Agreeableness
Agreeableness merupakan kecendrungan untuk lebih mudah akrab dengan orang lain.
Orang yang memiliki tingkat agreeableness tinggi umumnya lebih peduli dan dapat
memahami sifat orang lain. Sedangkan, orang yang memiliki tingkat agreeableness
rendah umumnya kasar dan tidak dapat dipercaya.
4.
Conscientiousness
Conscientiousness merupakan kemampuan seseorang dalam berhati-hati, teliti, dan
tekun. Seseorang yang memiliki conscientiousness tinggi cenderung lebih rapih
dan dispilin. Sedangkan yang rendah memiliki sifat sebaliknya.
5.
Openness to Experience
Opennes to Experience merupakan seseorang yang memiliki ketertarikan yang
luas dan mau mengambil resiko. Kombinasi
dari Openness yang tinggi dan Conscientiousness yang tinggi dapat menjadi suatu
kelebihan dalam mengambil keputusan yang sulit.
Berdasarkan
dua pernyataan diatas mengenai aspek kepribadian, dalam buku pertama
menjelaskan The Big Five Of Personality langsung memberikan contoh tidak
disertai dengan definisi, sedangkan buku kedua menjelaskan The Big Five Of
Personality lebih terperici disertai dengan definisi dan contohnya. perbedaan
selanjutnya adalah dalam buku pertama tidak menyebutkan Neuroticism yang ada yaitu Emotional stability sedangkan buku
kedua tidak menyebutkan Emotional stability tetapi yang ada yaitu
Neuroticism.
Aspek sifat kepribadian yang relevan
dengan organisasi
Dalam buku "Organizational
Behavior”, di jelaskan bahwa:
1. Locus of control
Adalah sejauh mana seseorang merasa mampu mengendalikan hidupnya sendiri dan
berkaitan dengan orientasi internal-eksternal seseorang.
a. Orientasi internal adalah
seseorang
percaya bahwa mereka dapat mengendalikan atau menentukan nasib nya sendiri.
b. Orientasi
eksternal adalah seseorang percaya bahwa nasibnya dapat ditentukan oleh
kekuatan lingkungan.
2. A Proactive
Personality
Adalah disposisi yang mengidentifikasi apakah tindakan individu dapat
mempengaruhi lingkungan mereka.Individu dengan proaktif tinggi dapat
mengidentifikasi peluang dan menindakinya, inisiatif, dapat mengambil tindakan
, dan bertahan sampai adanya perubahan. Individu dengan proaktif yang rendah,
gagal mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang untuk mengubah sesuatu
(bersifat pasif).
3. Authoritarianism
Adalah kecenderungan untuk berpegang teguh pada
nilai-nilai konvensional dan mematuhi otoritas yang ada.Dogmatisme yaitu
menuntut seseorang untuk melihat dunia sebagai tempat yang mengancam dan
menganggap otoritas sebagai mutlak. Otoriterisme dan Dogmatisme berhubungan
dengan kelakuan kepercayaan seseorang. Orang yang otoritas tinggi peduli dengan
ketangguhan dan kekuasaan. Seseorang yang dogmatismenya tinggi melihat dunia
sebagai tempat yang mengancam.
4. Mechiavellianism
Menyebabkan
seseorang untuk melihat dan memanipulasi orang lain hanya untuk keuntungan
pribadi. Individu dalam aspek ini cenderung jarang mengalami persahabatan
loyalitas, janji janji masa lalu, dan mereka tampil mempengaruhi orang lain.
5.
Self-monitoring
Adalah
kemampuan seseorang untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor-faktor
lingkungan eksternal. Seseorang dalam aspek ini memiliki sensitifitas yang
tinggi dan dapat berperilaku berbeda dalam situasi yang berbeda pula.
Dalam buku "Understanding and Managing Organizational Behavior", dijelaskan bahwa:
1. Locus of Control
a. External Locus of Control merupakan
orang yang mempercayai bahwa takdir, keberuntungan, dan kekuatan dari luar
mempengaruhi apa yang terjadi pada mereka.
b. Internal Locus of Control menjelaskan
bahwa orang yang percaya kemampuan, usaha, dan perilaku mereka sendiri
merupakan hal yang menentukan apa yang terjadi pada mereka.
2.
Self-Monitoring
Self Monitoring merupakan orang yang mencoba untuk dapat mengkontrol cara
mereka menampilkan diri mereka sendiri kepada orang lain. Seseorang memiliki
self-monitoring yang tinggi biasanya mereka melakukan pekerjaan mereka dengan baik. Seseorang memiliki
self-monitoring yang rendah mahir dalam memberikan masukan kepada orang lain
dan kelompok.
3.
Self-Esteem
Self-Esteem merupakan seseorang yang
memiliki rasa harga diri dalam diri mereka dan pada kemampuan mereka. Orang
yang memiliki self-esteem tinggi cenderung berpikir bahwa mereka dapat mengurus
berbagai masalah. Sedangkan orang yang memilki self-esteem rendah cenderung
mempertanyakan kemampuan diri sendiri dan mudah gelisah.
4. Tipe kepribadian A dan B
a. Tipe kepribadian A merupakan orang yang memiliki hasrat yang kuat untuk mencapai sesuatu, dan sangat kompetitif, serta terburu-buru.
a. Tipe kepribadian A merupakan orang yang memiliki hasrat yang kuat untuk mencapai sesuatu, dan sangat kompetitif, serta terburu-buru.
b. Tipe kepribadian B
cenderung orang yang lebih santai dan relax.
5. Kebutuhan untuk Pencapaian,
Relasi, dan Kekuatan
a. Kebutuhan untuk Pencapaian merupakan keinginan untuk melakukan hal
yang menantang dengan baik dan bertemu dengan orang-orang yang memiliki standar
tinggi.
b. Kebutuhan untuk Relasi merupakan keinginan untuk membentuk dan
mempertahankan hubungan yang baik dengan orang lain.
c. Kebutuhan untuk Kekuatan merupakan keinginan emosional dan perilaku
untuk mengontrol atau mempengaruhi orang lain.
Berdasarkan pernyataan diatas,
terdapat persamaan yaitu keduanya sama sama menyinggung Lobus Of Control dan
Self-Monitoring. perbedaannya terletak pada buku pertama menjelaskan definisi
Lobus Of Control sedangkan buku kedua langsung membahas 2 bagain dari lobus of
control.Sehingga saya dapat menyimpulkan bahwa aspek kepribadian yang relevan
sangat berpengaruh pada cara kerja dan cara mencapai tujuan sebuah organisasi.
REFERENSI:
Schermerhorn, Hunt, Osborn,
Uhl-Bien. 2010. Organizational Behavior. New
Jersey: John Willey&Sons Inc.
George, Jennifer M., Jones, Gareth
R. 2012. Understanding and Managing
Organizational Behavior.
New Jersey: Pearson Education.
Sebagian besar dari hasil diskusi
kelompok PIO, lalu pengertian tersebut saya kembangkan kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar