Jumat, 15 Maret 2019

INDIVIDUAL DEFFERENTIAL


INDIVIDUAL DEFFERENTIAL 



        Dalam blog saya kali ini, saya akan membahas apa itu perbedaan individu (individual defference)? Apa itu kepribadian (personality)? Aspek-aspek apa saja yang ada di dalamnya? Disini saya menggunakan 2 buku referensi yaitu, “Organizational Behavior” by Schermerhorn, Hunt, Osborn, Uhl-Bien dan buku yang kedua “Understanding and Managing Organizational Behavior” 6th Edition By Jennifer M. George and Gareth R. Jones.

 

Apa itu perbedaan individu?


Dalam buku "Organizational Behavior”, di jelaskan bahwa: 

"Individual differences are the ways in which people are similar and how they vary in their thinking, feeling and behavior."

        Berdasarkan pernyataan diatas perbedaan individu adalah cara seseorang yang memiliki perbedaan dalam segi pikiran, perasaan, dan perilaku. Dan perbedaan tersebut menjadi sebuah keunikan yang dimiliki oleh setiap individu. 
  

Lalu, apa itu kepribadian?
   
Menurut buku "Organizational Behavior”, di jelaskan bahwa:

"Personality is the overall combination of chracteristic that capture the unique nature of a person ask that person reacts to and interacts others."

Kepribadian adalah gabungan dari karakteristik yang mengambil sifat unik individu, saat orang tersebut beraksi dan berinteraksi dengan orang lain. 

Menurut buku "Understanding and Managing Organizational Behavior", dijelaskan bahwa:  
"Personality is the overall combination of chracteristic that capture the unique nature of a person ask that person reacts to and interacts others."


Kepribadian adalah pola seseorang dalam merasakan, berpikir, dan berprilaku. Pola tersebut bersifat tahan lama.
 

        Berdasarkan pernyataan diatas perbedaan individu adalah cara seseorang yang memiliki perbedaan dalam segi pikiran, perasaan, dan perilaku. Dan perbedaan tersebut menjadi sebuah keunikan yang dimiliki oleh setiap individu. 




Aspek kepribadian

Dalam buku "Organizational Behavior”, di jelaskan bahwa:

Aspek kepribadian “Big Five Personality Traits”
 

Karakteristik yang bertahan lama yang menggambarkan perilaku seseorang—telah dikembangkan, banyak diantaranya telah digunakan dalam penelitian OB dan dapat dilihat dengan cara yang berbeda. Kunci utama dari dimensi kepribadian yang telah diteliti serta disaring dan disebut juga “Big Five”.

1. Extraversion – mudah bergaul, ramah, tegas

2. Agreeableness – baik sejak lahir, dapat dipercaya, koperatif

3. Conscientiousness – bertanggung jawab, bisa diandalkan, gigih
4. Emotional stability – tidak khawatir, santai, aman.  
5. Openess to experience – imajinatif, ingin tahu, berpikiran luas.


Dalam buku "Understanding and Managing Organizational Behavior", dijelaskan bahwa:
  
Aspek kepribadian “The Big Five Model of Personality”



1. Extraversion

    Extraversion merupakan kecendrungan untuk mengalami keadaan dan perasaan emosional positif baik tentang diri sendiri maupun dunia sekitar. Extraversion terbagi menjadi 2 yaitu:
Ekstravert – orang yang tingkat extraversionnya tinggi,contoh sifatnya adalah cenderung ramah dan penuh kasih sayang.

Introvert – orang yang tingkat extraversionnya rendah, contoh sifatnya adalah cenderung pemalu, dan tertutup.

2. Neuroticism

    Neuroticism merupakan kecendrungan untuk mengalami keadaan dan pandangan emosional yang negative pada diri sendiri dan dunia disekitarnya. Orang yang memiliki tingkat neuroticism yang tinggi terkadang lebih kritis terhadap diri mereka sendiri dan terhadap pekerjaannya dibandingkan orang yang memiliki neuroticism yang rendah. Mereka sangat mahir dalam situasi tertentu, seperti pada situasi yang membutuhkan pemikiran kritis dan evaluasi. 

3. Agreeableness

    Agreeableness merupakan kecendrungan untuk lebih mudah akrab dengan orang lain. Orang yang memiliki tingkat agreeableness tinggi umumnya lebih peduli dan dapat memahami sifat orang lain. Sedangkan, orang yang memiliki tingkat agreeableness rendah umumnya kasar dan tidak dapat dipercaya.

4. Conscientiousness
  Conscientiousness merupakan kemampuan seseorang dalam berhati-hati, teliti, dan tekun. Seseorang yang memiliki conscientiousness tinggi cenderung lebih rapih dan dispilin. Sedangkan yang rendah memiliki sifat sebaliknya. 

5. Openness to Experience

   Opennes to Experience merupakan seseorang yang memiliki  ketertarikan yang luas dan mau mengambil resiko.  Kombinasi dari Openness yang tinggi dan Conscientiousness yang tinggi dapat menjadi suatu kelebihan dalam mengambil keputusan yang sulit. 

        Berdasarkan dua pernyataan diatas mengenai aspek kepribadian, dalam buku pertama menjelaskan The Big Five Of Personality langsung memberikan contoh tidak disertai dengan definisi, sedangkan buku kedua menjelaskan The Big Five Of Personality lebih terperici disertai dengan definisi dan contohnya. perbedaan selanjutnya adalah dalam buku pertama tidak menyebutkan Neuroticism yang ada yaitu Emotional stability sedangkan buku kedua tidak menyebutkan Emotional stability tetapi yang ada yaitu Neuroticism. 




Aspek sifat kepribadian yang relevan dengan organisasi

Dalam buku "Organizational Behavior”, di jelaskan bahwa: 


1. Locus of control

   Adalah sejauh mana seseorang merasa mampu mengendalikan hidupnya sendiri dan berkaitan dengan orientasi internal-eksternal seseorang.

a. Orientasi internal adalah seseorang percaya bahwa mereka dapat mengendalikan atau menentukan nasib nya sendiri.

b. Orientasi eksternal adalah seseorang percaya bahwa nasibnya dapat ditentukan oleh kekuatan  lingkungan.

2. A Proactive Personality

    Adalah disposisi yang mengidentifikasi apakah tindakan individu dapat mempengaruhi lingkungan mereka.Individu dengan proaktif tinggi dapat mengidentifikasi peluang dan menindakinya, inisiatif, dapat mengambil tindakan , dan bertahan sampai adanya perubahan. Individu dengan proaktif yang rendah, gagal mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang untuk mengubah sesuatu (bersifat pasif).


3. Authoritarianism   
    Adalah kecenderungan untuk berpegang teguh pada nilai-nilai konvensional dan mematuhi otoritas yang ada.Dogmatisme yaitu menuntut seseorang untuk melihat dunia sebagai tempat yang mengancam dan menganggap otoritas sebagai mutlak. Otoriterisme dan Dogmatisme berhubungan dengan kelakuan kepercayaan seseorang. Orang yang otoritas tinggi peduli dengan ketangguhan dan kekuasaan. Seseorang yang dogmatismenya tinggi melihat dunia sebagai tempat yang mengancam.
 

4. Mechiavellianism

   Menyebabkan seseorang untuk melihat dan memanipulasi orang lain hanya untuk keuntungan pribadi. Individu dalam aspek ini cenderung jarang mengalami persahabatan loyalitas, janji janji masa lalu, dan mereka tampil mempengaruhi orang lain.

 
5. Self-monitoring

   Adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor-faktor lingkungan eksternal. Seseorang dalam aspek ini memiliki sensitifitas yang tinggi dan dapat berperilaku berbeda dalam situasi yang berbeda pula.


Dalam buku "Understanding and Managing Organizational Behavior", dijelaskan bahwa: 


1. Locus of Control

a. External Locus of Control merupakan orang yang mempercayai bahwa takdir, keberuntungan, dan kekuatan dari luar mempengaruhi apa yang terjadi pada mereka.
b. Internal Locus of Control menjelaskan bahwa orang yang percaya kemampuan, usaha, dan perilaku mereka sendiri merupakan hal yang menentukan apa yang terjadi pada mereka.


2. Self-Monitoring

  Self Monitoring merupakan orang yang mencoba untuk dapat mengkontrol cara mereka menampilkan diri mereka sendiri kepada orang lain. Seseorang memiliki self-monitoring yang tinggi biasanya mereka melakukan  pekerjaan  mereka dengan baik. Seseorang memiliki self-monitoring yang rendah mahir dalam memberikan masukan kepada orang lain dan kelompok. 


3. Self-Esteem 

   Self-Esteem merupakan seseorang yang memiliki rasa harga diri dalam diri mereka dan pada kemampuan mereka. Orang yang memiliki self-esteem tinggi cenderung berpikir bahwa mereka dapat mengurus berbagai masalah. Sedangkan orang yang memilki self-esteem rendah cenderung mempertanyakan kemampuan diri sendiri dan mudah gelisah. 


4. Tipe kepribadian A dan B
 a. Tipe kepribadian A merupakan orang yang memiliki hasrat yang kuat  untuk mencapai sesuatu, dan sangat kompetitif, serta terburu-buru.
 b. Tipe kepribadian B cenderung orang yang lebih santai dan relax. 


5. Kebutuhan untuk Pencapaian, Relasi, dan Kekuatan

a. Kebutuhan untuk Pencapaian merupakan keinginan untuk melakukan hal yang menantang dengan baik dan bertemu dengan orang-orang yang memiliki standar tinggi. 

b. Kebutuhan untuk Relasi merupakan keinginan untuk membentuk dan mempertahankan hubungan yang baik dengan orang lain. 

c.  Kebutuhan untuk Kekuatan merupakan keinginan emosional dan perilaku untuk mengontrol atau mempengaruhi orang lain.

        Berdasarkan pernyataan diatas, terdapat persamaan yaitu keduanya sama sama menyinggung Lobus Of Control dan Self-Monitoring. perbedaannya terletak pada buku pertama menjelaskan definisi Lobus Of Control sedangkan buku kedua langsung membahas 2 bagain dari lobus of control.Sehingga saya dapat menyimpulkan bahwa aspek kepribadian yang relevan sangat berpengaruh pada cara kerja dan cara mencapai tujuan sebuah organisasi.







REFERENSI:

Schermerhorn, Hunt, Osborn, Uhl-Bien. 2010. Organizational Behavior. New Jersey: John Willey&Sons Inc.

George, Jennifer M., Jones, Gareth R. 2012. Understanding and Managing Organizational Behavior. 

New Jersey: Pearson Education.

Sebagian besar dari hasil diskusi kelompok PIO, lalu pengertian tersebut saya kembangkan kembali
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Story Of My Junior High School

                                               The Story Of My Junior High School                         Hai, perkenalkan nama saya Haura, ...